YayBlogger.com
BLOGGER TEMPLATES

Minggu, 16 November 2014

Tanaman Hasil Perkebunan "Lada"

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Lada atau merica (Piper nigrum L.) adalah rempah-rempah berwujud bijian yang dihasilkan oleh tumbuhan dengan nama sama. Lada sangat penting dalam komponen masakan dunia dan dikenal luas sebagai komoditi perdagangan penting. Pada masa lampau harganya sangat tinggi sehingga menjadi salah satu pemicu penjelajahan orang Eropa ke Asia Timur untuk menguasai perdagangannya dan mengawali sejarah kolonisasi Afrika, Asia, dan Amerika.
Lada tergolong tumbuhan merambat. Daunnya berbentuk bulat telur, tunggal, bertangkai, letaknya berseling atau tersebar. Lada berbunga majemuk, berbentuk bulir, dan menggantung dengan panjang bulir 3,5 sampai 22 cm, terdapat pada ujung atau berhadapan dengan daun. Sedangkan bagian yang dipakai sebagai obat adalah buah.
Ada dua jenis merica yang sangat dikenal dimasyarakat, yaitu lada hitam dan lada putih. Namun yang membedakan keduanya adalah cara memanen dan mempersiapkannya sebelum dipasarkan. Merica putih adalah merica yang  dipetik ketika sudah matang. Kemudian kulitnya dikupas dengan cara direndam didalam air selama dua minggu, setelah itu merica dikeringkan di bawah sinar matahari selama tiga hari. Sementara lada hitam adalah merica yang dipetik saat kulitnya masih hijau, tidak direndam dan segera dikeringkan dibawah sinar matahari.
Kandungan kimia dalam lada hitam adalah saponin, flavonoida, minyak atsiri, kavisin, resin, zat putih telur, amilum, piperine, piperiline, piperoleine, poperanine, piperonal, dihdrokarveol, kanyo-fillene oksida, kariptone, tran piocarrol, dan minyak lada. Sifat kimiawi lada adalah pedas dan beraroma sangat khas.
Di Indonesia, lada dihasilkan di Pulau Bangka. Lada disebut sahang dalam bahasa Melayu Lokal seperti bahasa Banjar, Melayu Belitung, Melayu Sambas, dan lain-lain. Lada (Piper nigrum L.) merupakan komoditas ekspor potensial di Indonesia. Pada tahun 2005 produksi lada Indonesia menduduki urutan kedua dunia setelah Vietnam. Lada menyumbang devisa negara terbesar keempat untuk komoditas perkebunan setelah minyak sawit, karet, dan kopi
Di antara keluarga rempah-rempah, lada hitam (Piper nigrum) atau black pepper adalah jenis rempah-rempah yang paling populer. Ditemukan pertama kali di Malabar, pantai barat India bagian Selatan sekitar 2000 tahun yang lalu. Kini lada banyak ditanam di wilayah Asia, terutama Malaysia dan Indonesia.
Lada hitam memiliki banyak khasiat. Di antaranya adalah untuk melancarkan menstruasi, meredakan serangan asma, meringankan gejala rematik, mengatasi perut kembung, serta menyembuhkan rasa sakit kepala.
Lada (Piper nigrum Linn atau pepper) yang oleh ibu rumah tangga sering disebut “merica”, merupakan salah satu komoditas unggulan bagi Indonesia. Secara ekonomi lada merupakan sumber pendapatan petani dan devisa negara non migas. Secara sosial merupakan komoditas tradisional yang telah dibudidayakan sejak lama dan aktivitas usahanya menjadi penyedia lapangan kerja yang cukup luas terutama di daerah sentra produksi.
Manfaat lada dalam rumah tangga sebagai bumbu penyedap rasa yang mengandung senyawa alkolid piperin, berasa pedas. Sedang manfaat untuk kesehatan, lada dapat melonggarkan saluran pernapasan dan melancarkan aliran darah di sekitar kepala. Oleh karena itu masakan yang berbumbu pedas merica cocok untuk penderita influenza, kepala pusing, perut kembung dan mual akibat masuk angin. Masakan yang menggunakan mrica dan cocok untuk kesehatan seperti saus steak, sup dan sebagainya.
·           Divisi : Spermatophyta (tanaman berbiji)
·           Sub divisi : Angiospermae (biji berada di dalam buah)
·           Kelas : Monocotyledoneae (biji berkeping satu)
·           Ordo : Piperales
·           Famili : Piperaceae
·           Genus : Piper
·           Spesies : Piper nigrum Linn




Kandungan Gizi pada Lada/Merica

·         Nama Bahan Makanan : Merica
·         Nama Lain / Alternatif : -
·         Banyaknya Merica yang diteliti (Food Weight) = 100 gr
·         Bagian Merica yang dapat dikonsumsi (Bdd / Food Edible) = 100 %
·         Jumlah Kandungan Energi Merica = 359 kkal
·         Jumlah Kandungan Protein Merica = 11,5 gr
·         Jumlah Kandungan Lemak Merica = 6,8 gr
·         Jumlah Kandungan Karbohidrat Merica = 64,4 gr
·         Jumlah Kandungan Kalsium Merica = 460 mg
·         Jumlah Kandungan Fosfor Merica = 200 mg
·         Jumlah Kandungan Zat Besi Merica = 17 mg
·         Jumlah Kandungan Vitamin A Merica = 0 IU
·         Jumlah Kandungan Vitamin B1 Merica = 0,2 mg
·         Jumlah Kandungan Vitamin C Merica = 0 mg
Macam-macam Jenis Lada:
  • ·         Black Pepper (Lada Hitam)

Lada hitam dihasilkan dari buah berbiji mentah yang masih hijau dari tanaman lada. Buah berbiji ini akan dimasak sebentar dalam air panas, agar dapat dibersihkan dan dipersiapkan untuk pengeringan. Panas air akan memecah dinding sel di lada, mempercepat kerja enzim pencoklatan selama pengeringan. Buah berbiji yang dikeringkan di bawah sinar matahari atau dengan mesin selama beberapa hari,  di sekitar biji lada menyusut dan gelap menjadi kurus, keriput lapisan hitam. Setelah kering, yang seperti inilah disebut lada hitam.
  • ·         White Pepper (Lada Putih)

Lada putih merupakan biji yang berasal dari tanaman lada sendiri, dengan kulit berwarna lebih gelap. Hal ini biasanya dicapai dengan proses yang dikenal sebagai retting, di mana buah yangsudah matang direndam dalam air selama seminggu, daging lada akan lembut dan terurai. Menggosok kemudian menghilangkan apa yang tersisa pada buah, dan biji yang sudah telanjang segera dikeringkan. Alternatif proses digunakan untuk mengeluarkan biji lada dari luar, termasuk ‘decortication,’ pemindahan lapisan luar dari lada hitam dari lada kecil melalui mekanik, metode kimia atau biologis. Lada Putih atau merica putih kadang-kadang digunakan dalam masakan seperti saos berwarna terang atau mashed potatoes, walaupun lada hitam yang lebih sering digunakan. Lada putih dan lada hitam  memiliki rasa yang berbeda karena adanya senyawa tertentu pada lapisan luar buahnya yang tidak ditemukan dalam biji.
  • ·         Green Pepper (Lada Hijau)

Lada hijau, seperti lada hitam, terbuat dari buah yang mentah. Lada hijau kering diperlakukan dengan cara mempertahankan warna hijau pada buahnya, dilakuan dengan belerang dioksida atau pembekuan-pengeringan. Buahnya yang mentah  diawetkan dalam air garam atau cuka. Lada hijau, sebagian besar tidak dikenal di Barat, digunakan di beberapa masakan Asia, terutama masakan Thai.  Lada hijau cepat membusuk jika tidak dikeringkan atau diawetkan.
  • ·         Orange Pepper (Lada Oranye) dan Red Pepper (Lada Merah)

Produk yang disebut lada oranye atau lada merah merupakan buah lada merah matang yang diawetkan dalam air garam dan cuka. Lada merah yang sudah matang juga dapat dikeringkan dengan warna-menggunakan teknik yang sama digunakan untuk menghasilkan Lada hijau. Lada merah muda dari Piper nigrum berbeda dengan lebih-umum kering “merica merah muda”, yang merupakan buah dari tanaman dari keluarga yang berbeda, pohon lada Peru, Lissoclinum Schinus, dan relatifnya pohon lada Brasil, Schinus terebinthifolius. Dalam tahun terakhir ada perdebatan mengenai keamanan kesehatan lada merah muda, yang sebagian besar tidak lagi menjadi masalah.    



BAB II
PEMBAHASAN
2.1.  Minyak Atsiri dalam Lada
Minyak atsiri merupakan minyak yang mudah menguap dengan komposisi yang berbeda–beda sesuai sumber penghasilnya dan terdiri dari campuran zat yang memiliki sifat fisika kimia berbeda-beda. Lada (Piper nigrum L.) famili Piperaceae adalah salah satu tanaman yang mengandung minyak atsiri dan banyak dimanfaatkan oleh masyarakat. Penelitian yang dilakukan meliputi karakterisasi simplisia, isolasi minyak atsiri dengan cara destilasi air dan analisis komponen minyak atsiri lada hitam dan lada putih (Piper nigrum L.) secara Gas CromatographyMass Spectrophotometry (GC-MS).
Komponen utama minyak atsiri dalam lada adalah limonene, pinene, myrcene, Phellandrene, caryophyllene Beta, Beta Bisabolene, Sabinene, linalol, Pinocarveol, Termineol Alpha, dan Alpha Camphene Terpenene. Selain itu lada hitam kaya akan mineral dan vitamin seperti Kalsium, Mangan, Besi , Vitamin K, Beta karoten, fosfor, kalium dan selenium.

2.2.  Karakteristik Psiko-Kimia Minyak Atsiri dalam Lada
Hasil karakterisasi simplisia lada hitam diperoleh kadar air 8,595%; kadar sari yang larut dalam air 7,388%; kadar sari yang larut dalam etanol 11,415%; kadar abu total 5,013%; kadar abu yang tidak larut dalam asam 0,41%; hasil penetapan kadar minyak atsiri dengan alat Stahl diperoleh kadar minyak atsiri lada hitam sebesar 1,085 % v/b. Serta hasil karakterisasi simplisia lada putih diperoleh kadar air 7,318%; kadar sari yang larut dalam air 2,883%; kadar sari yang larut dalam etanol 10,271%; kadar abu total 5,983%; kadar abu yang tidak larut dalam asam 0,52%; dan hasil penetapan kadar minyak atsiri dengan alat Stahl diperoleh kadar minyak atsiri lada putih sebesar 1,75 % v/b. Hasil penetapan indeks bias minyak atsiri lada hitam diperoleh sebesar 1,484 dan lada putih sebesar 1,485. Bobot jenis minyak atsiri lada hitam adalah sebesar 0,8669 dan lada putih 0,8671. Hasil analisis GC-MS minyak atsiri yang diperoleh dari lada hitam menunjukkan 6 komponen dengan konsentrasi paling tinggi yaitu: betapinene (34,92%); alpha-pinene (34,57%); camphene (8,57%); delta-3- carene (7,60%); beta-phellandrene (7,36%) dan alpha-thujene (6,99%). Hasil analisis GC-MS minyak atsiri yang diperoleh dari lada putih menunjukkan 5 komponen dengan konsentrasi paling tinggi yaitu: alphathujene (60,51%); sabinene (15,14%); alpha-pinene (10,88%); delta-3- carene (7,02%); dan camphene (6,45%).

2.3.  Pengolahan Minyak Atsiri dalam Lada
Pengolahan minyak atsiri lada antara lain destilasi,ekstraksi dan pengepresan. Penyulingan/ destilasi merupakan proses pemisahan komponen yang berupa cairan atau padatan dari dua macam campuran atau lebih dan berdasarkan perbedaan titik uapnya. Pada awal penyulingan, hasil sulingan sebagian besar terdiri dari komponen minyak yang bertitik didih rendah, selanjutnya disusul dengan komponen yang bertitik didih lebih tinggi dan pada saat mendekati akhir penyulingan, penambahan minyak yang tersuling akan berkurang (Ketaren, 1985; Guenther, 1987).
Metode destilasi merupakan unit operasi kimia jenis perpindahan massa. Penerapan proses ini didasarkan pada teori bahwa pada suatu larutan, masing-masing komponen akan menguap pada titik didihnya. Model ideal dari destilasi didasarkan pada Hukum Raoult dan Hukum Dalton. Dimana Hukum Raoult mengatakan bahwa suatu zat menyumbangkan tekanan uap keseluruhan campuran.
Sesuai sifat minyak lada dan minyak atsiri lainnya yaitu mudah menguap pada suhu kamar, maka aspek pengkemasan harus diperhatikan. Minyak lada harus dikemas dalam botol-botol yang bersih dan kedap udara. Pemakaian botol yang berwarna gelap juga membantu mencegah kerusakan oksidatif, karena botol tersebut dapat mengurangi pengaruh sinar matahri. Dengan pengkemasan yang baik diharapkan kualitas (warna, bau) minyak dapat dipertahankan.

2.4.  Kegunaan Minyak Atsiri dalam Lada
Adapun manfaat dari minyak lada yaitu:
·      Untuk Pencernaan:
Minyak lada merangsang sistem pencernaan keseluruhan, langsung dari kelenjar ludah dalam mulut ke usus besar, Mempromosikan sekresi cairan pencernaan seperti asam dan empedu ke dalam makanan yang ditelan, sehingga memfasilitasi pencernaan. Lada hitam dapat dengan aman digunakan sebagai bumbu untuk makanan mereka yang berada pada diet hambar atau Jika tidak dilarang untuk memiliki cabai (mereka yang menderita borok mulut dari sistem pencernaan atau penyakit kuning atau ekstrim keasaman dilarang mengkonsumsi cabai). Karminatif: Minyak lada hitam adalah karminatif dan membantu mengeluarkan gas dan melarang pembentukan gas dalam perut dan usus. Hal ini juga membantu menghambat bakteri yang bertanggung jawab untuk pembentukan gas.
·      Pencahar:
Minyak lada hitam memiliki sifat pencahar ringan dan aman juga, tidak seperti obat pencahar lain seperti minyak jarak. Minyak lada membantu membersihkan usus dan pada saat yang sama, menyembuhkan infeksi dalam pencernaan dan sistem ekskretoris.
·      Anti spasmodik:
Minyak Lada adalah anti spasmodik efektif dan memberikan bantuan baik dalam kasus kram, menarik otot, kejang, kejang dan lain-lain. 
·      Anti rematik:
Minyak lada hitam adalah pemanasan, sirkulasi merangsang dan meningkatkan, sehingga memberikan bantuan langsung dalam rematik dan radang sendi, terutama di musim dingin ketika gejala memburuk. Hal ini juga efektif dalam menghilangkan racun seperti asam urat dari darah, sehingga menguntungkan orang yang menderita rematik dan radang sendi kronis, asam urat dan lain sebagainya. Yang mengeluarkan keringat & Diuretik: Minyak Black Pepper, ketika dicerna, meningkatkan berkeringat dan buang air kecil. Kedua sifat ini memainkan peran penting dalam penghapusan racun dari tubuh, membersihkan pori-pori di kulit dan juga desinfektan tubuh. Berkeringat dan kencing bantuan kehilangan air ekstra dan lemak dari tubuh, sehingga mengurangi berat badan, menurunkan tekanan darah dan membuat tubuh rileks. Properti ini juga membantu dalam mengurangi peradangan. 
·      Anti Oksidan:
Anti oksidan melindungi tubuh dari kerusakan yang dilakukan oleh oksidan (radikal bebas) dan juga membantu memperbaikinya. Hal ini juga menunda merugikan mempengaruhi penuaan Seperti kehilangan penglihatan, degenerasi makula, kerutan kulit, degenerasi dan melonggarnya otot, hilangnya mobilitas sendi, gangguan saraf, kehilangan memori dll.
·      Anti Bakteri:
Memiliki sifat anti bakteri yang baik dan itu juga, tanpa efek samping. Hal ini sangat efektif dalam menyembuhkan infeksi bakteri dalam sistem mulut, pencernaan usus, saluran kemih dll.
Manfaat lainnya dari minyak lada hitam, kaya vitamin dan mineral tertentu sangat berguna juga. Misalnya, ada Vitamin A (Beta karoten) di dalamnya, yang sangat bermanfaat bagi kesehatan mata serta merupakan anti oksidan yang sangat baik. Ini memiliki vitamin-K yang penting untuk mempertahankan sirkulasi yang tepat dan fungsi metabolisme, otot, tulang dll Kemudian memiliki kalsium, kalium dan selenium. Sedangkan kalsium yang baik untuk tulang dan kalium untuk mengatur tekanan darah, selenium pada dasarnya diperlukan untuk pembentukan tulang yang tepat, kuku, rambut, dan folikel gigi dan untuk berfungsinya otak.
2.5.  Standarisasi SNI Minyak Atsiri dalam Lada
Penetapan standarisasi mutu hasil telah disesuaikan dengan standar mutu nasional (SNI). Dengan semakin meningkat dan berkembangnya peranan jaminan mutu atau standarisasi mutu hasil dalam pemasaran produksi perkebunan di masyarakat internasional, maka penerapan standarisasi mutu hasil terutama perkebunan rakyat semakin dituntut untuk melaksanakan standar mutu ISO 9000, ISO 14000, HACCP dan SPS, sehingga mampu bersaing di pasar negara maju.
Untuk mengantisipasi hal tersebut maka diupayakan penekanan pencapaian standarisasi mutu hasil lada sejak penyediaan bahan baku/ bahan olah sampai pada pengepakan dan pemasaran hasil, termasuk pengoptimalan kadar air, kebersihan, keutuhan dan kemurnian. Sehingga standarisasi mutu yang ditetapkan eksportir dapat dipenuhi produsen (petani/ pengolah) dan dapat dipasarkan baik perorangan maupun kelompok/ kemitraan.
Untuk mencapai tingkat standarisasi mutu hasil yang baik harus didukung dengan pembinaan sumberdaya yang diarahkan kepada pembinaan petani dan kelompok tani yang penekanannya mulai penanganan pasca panen, pengolahan, sortasi/ grading, pengepakan sampai pemasaran hasil yang diarahkan kepada pola kemitraan dengan perusahaan mitra atau pihak lainnya. Berdasarkan mutu standard lada yang dikeluarkan BSN terdapat 2 (dua) standard mutu, yaitu:
a. Standar Mutu Lada Putih (SNI 01-0004-1995)
Syarat Umum
• Dari segi kebersihan dan secara visual, biji lada bebas dari serangga hidup maupun mati serta bebas dari bagian-bagian yang berasal dari binatang
• Warna putih kekuning-kuningan sampai putih keabu-abuan/ putih kecoklat-coklatan.
b. Standar Mutu Lada Hitam (SNI 01-0005-1995)
Syarat Umum
• Dari segi kebersihan dan secara visual, biji lada bebas dari serangga hidup maupun mati serta bebas dari bagian-bagian yang berasal dari binatang


 


BAB III
PENUTUP
3.1    Kesimpulan
Lada (Piper nigrum L.) famili Piperaceae adalah salah satu tanaman yang mengandung minyak atsiri dan banyak dimanfaatkan oleh masyarakat. Pengolahan minyak atsiri lada antara lain destilasi,ekstraksi dan pengepresan.
Minyak lada hitam, kaya vitamin dan mineral tertentu sangat berguna juga. Misalnya, ada Vitamin A (Beta karoten) di dalamnya, yang sangat bermanfaat bagi kesehatan mata serta merupakan anti oksidan yang sangat baik. Ini memiliki vitamin-K yang penting untuk mempertahankan sirkulasi yang tepat dan fungsi metabolisme, otot, tulang dll. Kemudian memiliki kalsium, kalium dan selenium. Sedangkan kalsium yang baik untuk tulang dan kalium untuk mengatur tekanan darah, selenium pada dasarnya diperlukan untuk pembentukan tulang yang tepat, kuku, rambut, dan folikel gigi dan untuk berfungsinya otak.



DAFTAR PUSTAKA
Frans Hero Kamsia Purba, MBA : heropurba.blogspot.com 
Skripsi DESSY MURNIATY : KARAKTERISASI SIMPLISIA, ISOLASI SERTA ANALISIS KOMPONEN MINYAK ATSIRI LADA HITAM DAN LADA PUTIH (Piper nigrum L.) SECARA GC-MS alamat web: “http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/24507/7/Cover.pdf
http://www.kadin-indonesia.or.id/en/doc/UKM_Teknologi_Lada.pdf





         

Tanaman Hasil Perkebunan Non-Pangan "Karet"

PENDAHULUAN
Pohon karet para pertama kali hanya tumbuh di Amerika Selatan. Setelah percobaan berkali-kali yang dilakukan oleh Henry Wickham,  pohon ini berhasil dikembangkan di Asia Tenggara, di mana sekarang ini tanaman ini banyak dikembangkan. Sekarang Asia merupakan sumber karet alami.
Karet atau nama latinnya Havea brasiliensis merupakan salah satu komoditas perkebunan dengan susunan taksonomi sebegai berikut:
Divisi               : Spermatophyta
Sub Divisi        : Dicotyledonae
Kelas               : Euphorbiales
SUku                  : Euphorbiaceae
Marga                 : Havea
Jenis                 : Havea brailiensis
Tanaman karet berasal dari Brasil. Tanaman ini merupakan sumber utama bahan karet alam dunia. Sebagai penghasil lateks, tanaman karet merupakan satu-satunya yang dikebunkan secara besar-besaran. Devisa negara yang dihasilkan dari komditas karet ini cukup besar.
Luas areal perkebunan karet di Indonesia pada tahun 2009 mencapai 3,435,417 Ha dengan total produksi 2,440,346 tons. Jumlah petani yang terlibat dalam usaha budidaya karet ini ini adalah 2,075,954 KK dengan menyerap tenaga kerja sebanyak 195,325 orang. Volume ekspor komoditas karet pada tahun 2008 mampu menghasilkan devisa bagi negara sebesar US $ 6,056,572 dari total ekspor sebesar 2,295,456 tons.
Di Indonesia sendiri, pada bulan November tahun 1876 tanaman karet jenis Hevea Brasiliensis  mulai dikembangkan di Jakarta. Kemudianpada tahun 1906 dimulai budidaya tanaman karet ini di Sumatera bagian timur dan selang 4 tahun kemudian yaitu tahun 1906, karet mulai dibudidayakan di pulau Jawa.





PEMBAHASAN
Kandungan Gizi Biji Karet
Bungkil Biji Karet adalah bahan makanan yang biasa dikonsumai oleh masyarakat indonesia. Bungkil biji karet mengandung energi sebesar : 333 kilokalori, protein 29,3 gram,  karbohidrat 50 gram, lemak 3,3 gram , kalsium 102 miligram, fosfor 660 miligram, dan zat besi 12 miligram.  Selain itu di dalam Bungkil Biji Karet juga terkandung vitamin A sebanyak 0 IU, vitamin B1 0,1 miligram dan vitamin C 0 miligram.  Hasil tersebut didapat dari melakukan penelitian terhadap 100 gram bungkil biji karet dengan jumlah yang dapat dimakan  sebanyak 100%.
Informasi rinci kandungan biji karet:
Nama Bahan Makanan : Bungkil Biji Karet
Nama Lain / Alternatif : -
Banyaknya Bungkil Biji Karet yang diteliti (Food Weight) = 100 gr
Bagian Bungkil Biji Karet yang dapat dikonsumsi (Bdd / Food Edible) = 100 %
Jumlah Kandungan Energi Bungkil Biji Karet = 333 kkal
Jumlah Kandungan Protein Bungkil Biji Karet = 29,3 gr
Jumlah Kandungan Lemak Bungkil Biji Karet = 3,3 gr
Jumlah Kandungan Karbohidrat Bungkil Biji Karet = 50 gr
Jumlah Kandungan Kalsium Bungkil Biji Karet = 102 mg
Jumlah Kandungan Fosfor Bungkil Biji Karet = 660 mg
Jumlah Kandungan Zat Besi Bungkil Biji Karet = 12 mg
Jumlah Kandungan Vitamin A Bungkil Biji Karet = 0 IU
Jumlah Kandungan Vitamin B1 Bungkil Biji Karet = 0,1 mg
Jumlah Kandungan Vitamin C Bungkil Biji Karet = 0 mg
Khasiat / Manfaat Bungkil Biji Karet : - (Belum Tersedia)
Huruf Awal Nama Bahan Makanan : B

Pemanfaatan Tanaman Karet
Karet alam banyak digunakan dalam industri-industri barang. Umumnya alat-alat yang dibuat dari karet alam sangat berguna bagi kehidupan sehari-hari maupun dalam usaha industri seperti mesin-mesin penggerak. Barang yang dapat dibuat dari karet alam antara lain aneka ban kendaraan    ( dari sepeda, motor, mobil, traktor, hingga pesawat terbang ), sepeda karet, sabuk penggerak mesin besar dan mesin kecil, pipa karet, kabel, isolator, dan bahan-bahan pembungkus logam.
Bahan baku  karet banyak digunakan untuk membuat perlengkapan seperti sekat atau tahanan alat-alat penghubung dan penahan getaran. Misalnya shockabsorbers. Karet bisa juga dipakai untuk tahanan dudukan mesin. Pemakaian lapisan karet pada pintu, kaca pintu, kaca mobil, dan pada alat-alat lain membuat pintu terpasang kuat dan tahan getaran serta tidak tembus air. Dalam pembuatan jembatan sebagai penahan getaran juga digunakan karet.
Selain dapat diambil lateksnya untuk bahan baku pembuatan aneka barang keperluan manusia, sebenarnya karet masih memiliki manfaat lain. Manfaat ini walaupun sekadar sampingan, tetapi memberi keuntungan yang tidak sedikit bagi para pemilik perkebunan karet.
Hasil sampingan lain dari tanaman karet yang memberikan keuntungan adalah kayu atau batang pohon karet. Biasanya tanaman karet yang tua perlu diremajakan dan diganti dengan tanaman muda yang masih segar dan berasal dari klon yang lebih produktif. Tanaman tua yang ditebang dapat dimanfaatkan batangnya atau diambil kayunya.
Hasil sampingan lain dari perkebunan karet yang selama ini kurang dimanfaatkan hingga nyaris terbuang-buang begitu saja adalah biji karet, padahal bila dimanfaatkan akan cukup menguntungkan sebab jumlahnya melimpah ruah.
Dilihat dari komposisi kimianya, ternyata kandungan protein biji karet terhitung tinggi. Selain kandungan proteinnya cukup tinggi, pola asam amino biji karet juga sangat baik. Semua asam amino esensial yang dibutuhkan tubuh terkandung di dalamnya. Agar biji karet dapat dimanfaatkan, maka harus diolah terlebih dahulu menjadi konsentrat. Kosentrat adalah hasil pemekatan fraksi protein biji karet yang kadar sebenarnya sudah tinggi menjadi lebih tinggi lagi.
Selain untuk benih sebagai bahan tanaman, biji karet ternyata memiliki beberapa manfaat yang bernilai ekonomis. Cangkang biji dapat dijadikan arang aktif atau bahan pencampur obat nyamuk bakar. Daging biji dapat dijadikan minyak pada pabrik cat atau pernis, batik, genteng, atau digunakan dalam pembuatan sabun, pelunak karet, minyak pengering, alkolid resin, lemak gemuk, dan asam lemak lainnya. Bungkil atau ampas sisa dari proses ekstrasi minyak juga berguna untuk pakan ternak atau pupuk.
Secara umum biji mengandung toksid linamarin (C10H17NO6). Minyak biji karet mengandung 7% palmatik; 9% stearik; 0,3% arachidik; 30% olenik; 30 – 50% linoleik;  dan 2 – 23% asam linolenik. Kandungan ini jelas membuka peluang yang besar untuk pemanfaatan biji karet pada bidang kesehatan, industri, dan pengolahan. Bungkil biji karet mengandung bahan berbahaya HCN dengan kadar >50 ppm. Kandungan HCN ini dapat diturunkan sampai batas aman bagi ternak dengan cara pemanasan atau penyimpanan.
Seiring dengan perkembangan penelitian dan pengembangan tanaman karet khususnya bidang pemuliaan tanaman, maka telah diciptakan banyak klon yang tujuannnya adalah untuk meningkatkan produktivitas tanaman. Perlu dipahami bahwa tidak ada klon yang sesuai untuk semua lokasi, setiap klon dirakit dari tetua mereka yang memiliki sifat unggul di satu lokasi namun kurang optimal di lokasi lainnya, dengan kata lain: satu klon akan tumbuh dan berproduksi optimal pada agroekosistem yang sesuai dengan sifat-sifatnya. Pusat Penelitian Karet telah mengidentifikasi klon-klon menurut potensinya. Pengelompokan ini berdasarkan potensi lateks yang dapat dihasilkan dan juga potensi kayu bila ditebang nanti.

Jenis-jenis klon
1. Klon Penghasil lateks
2. Klon Penghasil Lateks-Kayu
3. klon Penghasil Kayu

A. Klon Penghasil Lateks
Klon-klon yang tergolong dalam kelompok ini memiliki potensi hasil lateks tinggi sampai sangat tinggi, sedangkan potensi kayunya kecil sampai sedang. Klon-klon ini sangat cocok ditanam jika tujuannya adalah untuk mendapatkan produksi lateks yang tinggi, biasa digunakan oleh perusahaan-perusahan besar yang beorientasi pada hasil lateks untuk keperluan pabriknya. contoh klon-klon dalam golongan ini adalah: BPM 24, BPM 107, BPM 109, IRR 104, PB 217, PB 260.

B. Klon Penghasil Lateks-Kayu
Kelompok ini dicirikan dengan potensi hasil lateks yang sedang sampai tinggi dan hasil kayunya juga tinggi. Klon-klon jenis ini sangat dianjurkan untuk petani karena selain untuk mendaptkan produksi lateks yang tinggi juga dapat diambil kayunya untuk biaya peremajaan. Perusahaan-perusahaan yang mengembangkan perkebunan karet berbasis HTI atau Hutan Tanaman Rakyat juga sangat tertarik dengan klon-klon ini, beberapa contoh klon yang tergolong dalam kelompok ini adalah: AVROS 2037, BPM 1, RRIC 100, PB 330, PB 340, IRR 5, IRR 32, IRR 39, IRR 42, IRR 112, IRR 118.

C.Klon Penghasil Kayu
Ciri dari kelompok ini adalah potensi kayunya yang sangat tinggi sedangkan potensi lateksnya rendah. Biasanya klon-klon jenis ini tumbuh tinggi-besar sehingga potensi kayunya sangat tinggi. Klon-klon ini bisa menjadi pilihan jika tujuan penanamannya untuk penghijauan dan untuk diambil kayunya. Contohnya adalah: IRR 70, IRR 71, IRR 72, IRR 78.


PENUTUP
Kesimpulan
Karet adalah tanaman perkebunan tahunan berupa pohon batang lurus. Pohon karet pertama kali hanya tumbuh di Brasil, Amerika Selatan, namun setelah percobaan berkali-kali oleh Henry Wickham, pohon ini berhasil dikembangkan di Asia Tenggara, di mana sekarang ini tanaman ini banyak dikembangkan sehingga sampai sekarang. Asia merupakan sumber karet alami. Di Indonesia, Malaysia dan Singapura tanaman karet mulai dicoba dibudidayakan pada tahun 1876. Tanaman karet pertama di Indonesia ditanam di Kebun Raya Bogor.
Bahan baku  karet banyak digunakan untuk membuat perlengkapan seperti sekat atau tahanan alat-alat penghubung dan penahan getaran. Misalnya shockabsorbers. Karet bisa juga dipakai untuk tahanan dudukan mesin. Pemakaian lapisan karet pada pintu, kaca pintu, kaca mobil, dan pada alat-alat lain membuat pintu terpasang kuat dan tahan getaran serta tidak tembus air. Dalam pembuatan jembatan sebagai penahan getaran juga digunakan karet.


DAFTAR PUSTAKA
http://www.organisasi.org/1970/01/isi-kandungan-gizi-bungkil-biji-karet-komposisi-nutrisi-bahan-makanan.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Para_(pohon)
http://www.organisasi.org/1970/01/isi-kandungan-gizi-bungkil-biji-karet-komposisi-nutrisi-bahan-makanan.html