YayBlogger.com
BLOGGER TEMPLATES

Selasa, 25 November 2014

MABA's Day #4

"Try To Taste The Cofee...."
Banyak hal terjadi sejak terakhir kali saya menulis kisah "maba" yang terjadi. Dan banyak hal berubah sejak saat itu. Mulai dari pengkaderan yang terdapat insiden di dalamnya, ditunda, dan akhirnya telah diselesaikan tahap satunya pada hari sabtu beberapa pekan lalu. Dan bisa dibilang, beberapa hal mulai berubah, mungkin bukan berubah.. beberapa hal mulai diterima dan di ikhlaskan mungkin.. ibaratnya, I Try To Taste The Cofee even I think Milk taste better..
Banyak hal yang telah terjadi, mulai dari protesan tentang mekanisme hukuman sampai diskusi yang dilakukan antara pihak kami dan senior.. mulai dari pertanyaan yang kejawab ampe yang masih ngambang, semua udah dibicarakan.. dan kalo gue ingat-ingat dulu, jaman sebelum diskusi diadakan kabur-kaburan itu adalah hal biasa yang dilakukan.. dan kalau saatnya tiba, mungkin gue bakal ngakuin dosa yang udah gue lakuin ke senior gue sengaja atau nggak.. *Maafkan saya, kak..
Tapi jujur aja, jaman-jaman anak kelas gue pada kabur itu sangat lucu buat dikenang.. memorable banget.. dari kabur yang gak ketahuan, ampe kabur yang ketangkap basah ama senior.. malu rasanya kalo diingat-ingat.. *untungnya bukan saya yang kabur dan kelihatan ama senior waktu itu XD
Dan setelah semuanya sudah sejauh ini, gak ada alasan lagi buat gue untuk mundur.. mungkin melangkah sampai akhir yang bisa gue pilih untuk saat ini.. karena jika semuanya selesai, mungkin pada akhirnya gue bisa ngerti dan paham apa yang ada di benak senior-senior yang gue sebenarnya penasaran dan kagum tentang hal yang mereka perjuangkan..
ketika pengkaderan kami sempat terhenti seminggu karena suatu insiden, gue sempat mikir, "It's over now".. tapi begitu mereka datangin kelas gue dan ngajak diskusi dan sharing pemikiran soal pengkaderan dan segala prosedurnya, gue disitu mikir "It's not over"... dan ngeliat begitu sangat mereka kekeuh buat ngeyakinin kita-kita, dan segala macam yang telah mereka lakuin, gue jadi mikir "Apa sebenarnya yang mereka perjuangin ampe segini ngototnya mereka ke kita-kita" dan hal itulah yang ngebuat gue akhirnya memutuskan untuk ikut dalam aturan main mereka... tapi jujur, gue masih penasaran sama apa yang membuat mereka sejauh ini, apa segitu pentingnya kami? atau ini mimpi mereka? atau ajang balas dendam *semoga tidak... gue masih mencari tahu jawaban atas hal ini..
Gue udah pernah bilang kalo gak suka dibentak-bentak dan sebagainya.. tapi sejak saat itu, gue udah gak ngefek ama semua bentakan dan omongan gak enak hati yang keluar dari beberapa senior gue.. entah bisa disebut mati rasa atau udah kebal gue ama semua itu.. atau bisa dibilang gue udah berdamai aman keadaan? bahwa gue udah menerima kalo semua hal gak bisa sesuai ama apa yang Lo mau.. entahlahh.. yang pasti sekarang semua hal semacam itu seolah terpantul oleh barier diri gue..semuanya "noheartfeelings".. gue asli gak ngerasain apapun.. kasarnya, udah bosen ama semua itu sampai akhirnya gue sampe di titik jenuh dan akhirnya semua jadi plain..
Dan seiring berdamainya gue dengan keadaan dan kenyataan.. seiring juga Allah nunjukin kesalahan gue selama ini.. yaitu gue sempat terlalu seudzon ama senior gue.. gue lupa kalo mereka juga masih manusia kayak gue dan dulunya mereka maba.. mungkin rasa kesel gue yang udah numpuk dipake syaitan buat nutup pikiran dan hati gue buat ngeliat mereka dari sisi baik.. dan setelah gue ngobrol-ngobrol ama beberapa dari mereka, gue malu karena gue gak adil menilai dan memperlakukan mereka selama ini.. bahwa gue dengan entengnya nganggap semua yang mereka lakuin gak bener.. dan sekarang, gue mulai melihat hal baik itu..
Dan setelah semuanya udah sejauh ini, gue tahu posisi gue dan gue berdamai dengan aturan main mereka.. selama gue masih merasa aturan main mereka wajar, gue akan ikutin tanpa banyak protes.. dan yah.. gue jalanin aja.. karna semua ternyata gak seburuk yang gue kira.. Dan bukan berarti sekarang gue jadi mihak ke mereka.. tidak, gue sekarang hanya join di dalam permainan yang mereka buat.. dan konsekuensinya gue harus ikut aturan main mereka.. dan gue udah nerima hal itu..
Dan walau begitu, gak sepenuhnya gue "nggeh" sama mereka.. beberapa pemikiran dan ideologi mereka mungkin gak sejalan ama gue.. tapi gue rasa itu bukan menjadi alasan gue harus keluar dari game ini.. gak harus "sama" untuk membuat kita berada di jalan yang sama.. satu tujuan bukan berarti harus satu jalan... dan seenggaknya gue udah bisa ngehargain, nerima, dan berdamai dengan cara mereka..
Gue gak tahu ending dari semua ini bakal gimana nantinya.. entah apapun rahasia yang bakal terungkap nantinya.. gue sekarang bagaikan membuka kotak pandora.. karena gak mungkin buat mundur, maka menghadapi menjadi satu-satunya pilihan gue.. dan jujur saja, perjuangan senior gue buat sampai sejauh ini, ngebuat gue ngerasa perlu mengapresiasinya.. dan bagaimana kedepannya nantinya, gue harap gue bisa memahami sudut pandang mereka.. bisa menemukan jawaban yang selama ini gue cari dan bisa tahu apa sebenarnya yang mereka perjuangkan sampai sejauh ini.. karena gue tahu gimana rasanya memperjuangkan sesuatu.. dan feeling dari memperjuangkan sesuatu disaat dunia seolah ingin menelanmu itu merupakan sensasi dan pengalaman yang gak akan disesali dalam hidup lo..
dan sekali lagi, now I try to taste the cofee even milk taste better :D  

Geopolitik dan Otonomi Daerah

Geopolitik dan Otonomi Daerah
Geografi Politik (Geopolitik)disebut oleh para ilmuwan politik dan militer sebagai cara agar agar suatu bangsa dapat mempertahankan ruang hidupnya dengan cara mereka harus memiliki kesatuan cara pandang yaitu wawasan nasional. Konsep wawasan nasional setiap bangsa berkaitan dengan profil diri bangsa sejarah, pandangan hidup, ideologi, budaya, dan tentunya geografi. Kedua unsur pokok profil bangsa dan geografi yang harus diperhatikan dalam membuat konsep geopolitik suatu bangsa. Oleh sebab itu konsep wawasan nasional setiap bangsa berbeda-beda.
Istilah otonomi berasal dari bahasa Yunani autos yang berarti sendiri dan namos yang berarti Undang-undang atau aturan.  Philip Mahwood (1983) mengemukakan bahwa otonomi daerah adalah suatu pemerintah daerah yang mempunyai kewenangan sendiri yang keberadaannya terpisah dengan otoritas yang diserahkan oleh pemerintah pusat. Kebebasan yang dimiliki pemerintah daerah memungkinkan untuk membuat inisiatif sendiri, mengelola dan mengoptimalkan sumber daya daerah.
Geopolitik dapat dipahami sebagai kesadaran suatu bangsa akan kondisi geografis di mana bangsa itu tinggal. Kaitannya dengan kondisi geografis, suatu bangsa harus memiliki kesadaran akan letak negara secara geografis, kesadaraan akan kekayaan alam yang terkandung dalam lingkup willayah geografis suatu negara, dan kesadaran akan kuantitas dan kualitas penduduknya. Yang mampu memahami ketiga hal diatas adalah penduduk setempat atau penduduk lokal yang mendiami wilayah tersebut. Penduduk lokal tidak hanya memahami kondisi fisik lingkungan tempat mereka tinggal tetapi juga memahami kondisi sosial masyarakat di sekitarnya.
Otonomi daerah memberikan wewenang kepada penduduk suatu wilayah tertentu atau penduduk lokal untuk mengurus wilayahnya sendiri dan memanfaatkan segala potensi yang ada di dalamnya, atas dasar kesadaran bahwa yang mengetahui kelebihan dan kekurangan suatu wilayah adalah penduduk yang mendiami wilayah tersebut. Dengan otonomi daerah diharapkan tidak terjadi penyeragaman program pembangunan yang berakibat pada ketidakcocokan pelaksanaan program di wilayah-wilayah tertentu.