Selasa, 25 November 2014
Geopolitik dan Otonomi Daerah
Geopolitik dan Otonomi Daerah
Geografi Politik (Geopolitik)disebut oleh para ilmuwan politik dan militer sebagai cara agar agar suatu bangsa dapat
mempertahankan ruang hidupnya dengan cara mereka harus memiliki kesatuan cara pandang yaitu wawasan
nasional. Konsep wawasan nasional setiap bangsa berkaitan dengan profil diri
bangsa sejarah, pandangan hidup, ideologi, budaya, dan tentunya geografi. Kedua
unsur pokok profil bangsa dan geografi yang harus diperhatikan dalam membuat
konsep geopolitik suatu bangsa. Oleh sebab itu konsep wawasan nasional setiap
bangsa berbeda-beda.
Istilah otonomi berasal dari bahasa Yunani
autos yang berarti sendiri dan namos yang berarti Undang-undang atau
aturan. Philip Mahwood (1983) mengemukakan bahwa otonomi daerah adalah
suatu pemerintah daerah yang mempunyai kewenangan sendiri yang keberadaannya
terpisah dengan otoritas yang diserahkan oleh pemerintah pusat. Kebebasan yang dimiliki
pemerintah daerah memungkinkan untuk membuat inisiatif sendiri, mengelola dan
mengoptimalkan sumber daya daerah.
Geopolitik dapat dipahami sebagai kesadaran suatu bangsa akan kondisi
geografis di mana bangsa itu tinggal. Kaitannya dengan kondisi geografis, suatu
bangsa harus memiliki kesadaran akan letak negara secara geografis, kesadaraan
akan kekayaan alam yang terkandung dalam lingkup willayah geografis suatu
negara, dan kesadaran akan kuantitas dan kualitas penduduknya. Yang mampu
memahami ketiga hal diatas adalah penduduk setempat atau penduduk lokal yang
mendiami wilayah tersebut. Penduduk lokal tidak hanya memahami kondisi fisik
lingkungan tempat mereka tinggal tetapi juga memahami kondisi sosial masyarakat
di sekitarnya.
Otonomi daerah memberikan wewenang kepada penduduk suatu wilayah
tertentu atau penduduk lokal untuk mengurus wilayahnya sendiri dan memanfaatkan
segala potensi yang ada di dalamnya, atas dasar kesadaran bahwa yang mengetahui
kelebihan dan kekurangan suatu wilayah adalah penduduk yang mendiami wilayah
tersebut. Dengan otonomi daerah diharapkan tidak terjadi penyeragaman program
pembangunan yang berakibat pada ketidakcocokan pelaksanaan program di
wilayah-wilayah tertentu.
∞
Minggu, 16 November 2014
Tanaman Hasil Perkebunan "Lada"
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Lada
atau merica (Piper nigrum L.) adalah rempah-rempah
berwujud bijian yang dihasilkan oleh tumbuhan
dengan nama sama. Lada sangat penting dalam komponen masakan dunia dan dikenal
luas sebagai komoditi perdagangan penting. Pada masa lampau harganya sangat
tinggi sehingga menjadi salah satu pemicu penjelajahan orang Eropa ke Asia
Timur untuk menguasai perdagangannya dan mengawali sejarah kolonisasi
Afrika,
Asia,
dan Amerika.
Lada
tergolong tumbuhan merambat. Daunnya berbentuk bulat telur, tunggal,
bertangkai, letaknya berseling atau tersebar. Lada berbunga majemuk, berbentuk
bulir, dan menggantung dengan panjang bulir 3,5 sampai 22 cm, terdapat pada
ujung atau berhadapan dengan daun. Sedangkan bagian yang dipakai sebagai obat
adalah buah.
Ada
dua jenis merica yang sangat dikenal dimasyarakat, yaitu lada hitam dan lada
putih. Namun yang membedakan keduanya adalah cara memanen dan mempersiapkannya
sebelum dipasarkan. Merica putih adalah merica yang dipetik ketika sudah
matang. Kemudian kulitnya dikupas dengan cara direndam didalam air selama dua
minggu, setelah itu merica dikeringkan di bawah sinar matahari selama tiga
hari. Sementara lada hitam adalah merica yang dipetik saat kulitnya masih
hijau, tidak direndam dan segera dikeringkan dibawah sinar matahari.
Kandungan
kimia dalam lada hitam adalah saponin, flavonoida, minyak atsiri, kavisin, resin, zat putih telur, amilum, piperine, piperiline,
piperoleine, poperanine, piperonal, dihdrokarveol, kanyo-fillene oksida,
kariptone, tran piocarrol, dan minyak lada. Sifat kimiawi lada adalah pedas dan
beraroma sangat khas.
Di
Indonesia,
lada dihasilkan di Pulau Bangka. Lada disebut sahang
dalam bahasa
Melayu Lokal seperti bahasa Banjar, Melayu Belitung,
Melayu Sambas, dan lain-lain. Lada (Piper nigrum L.) merupakan komoditas
ekspor potensial di Indonesia. Pada tahun 2005 produksi lada Indonesia
menduduki urutan kedua dunia setelah Vietnam. Lada menyumbang devisa negara
terbesar keempat untuk komoditas perkebunan setelah minyak sawit, karet, dan
kopi
Di
antara keluarga rempah-rempah, lada hitam (Piper nigrum) atau black
pepper adalah jenis rempah-rempah yang paling populer. Ditemukan pertama kali
di Malabar, pantai barat India bagian Selatan sekitar 2000 tahun yang lalu.
Kini lada banyak ditanam di wilayah Asia, terutama Malaysia dan Indonesia.
Lada
hitam memiliki banyak khasiat. Di antaranya adalah untuk melancarkan
menstruasi, meredakan serangan asma, meringankan gejala rematik, mengatasi
perut kembung, serta menyembuhkan rasa sakit kepala.
Lada
(Piper nigrum Linn atau pepper) yang oleh ibu rumah tangga sering
disebut “merica”, merupakan salah satu komoditas unggulan bagi Indonesia.
Secara ekonomi lada merupakan sumber pendapatan petani dan devisa negara non
migas. Secara sosial merupakan komoditas tradisional yang telah dibudidayakan
sejak lama dan aktivitas usahanya menjadi penyedia lapangan kerja yang cukup
luas terutama di daerah sentra produksi.
Manfaat
lada dalam rumah tangga sebagai bumbu penyedap rasa yang mengandung senyawa
alkolid piperin, berasa pedas. Sedang manfaat untuk kesehatan, lada dapat
melonggarkan saluran pernapasan dan melancarkan aliran darah di sekitar kepala.
Oleh karena itu masakan yang berbumbu pedas merica cocok untuk penderita
influenza, kepala pusing, perut kembung dan mual akibat masuk angin. Masakan
yang menggunakan mrica dan cocok untuk kesehatan seperti saus steak, sup dan
sebagainya.
·
Divisi : Spermatophyta (tanaman berbiji)
·
Sub divisi : Angiospermae (biji berada
di dalam buah)
·
Kelas : Monocotyledoneae (biji berkeping
satu)
·
Ordo : Piperales
·
Famili : Piperaceae
·
Genus : Piper
·
Spesies : Piper nigrum Linn
Kandungan
Gizi pada Lada/Merica
·
Nama Bahan Makanan : Merica
·
Nama Lain / Alternatif : -
·
Banyaknya Merica yang diteliti (Food
Weight) = 100 gr
·
Bagian Merica yang dapat dikonsumsi (Bdd
/ Food Edible) = 100 %
·
Jumlah Kandungan Energi Merica = 359
kkal
·
Jumlah Kandungan Protein Merica = 11,5
gr
·
Jumlah Kandungan Lemak Merica = 6,8 gr
·
Jumlah Kandungan Karbohidrat Merica =
64,4 gr
·
Jumlah Kandungan Kalsium Merica = 460 mg
·
Jumlah Kandungan Fosfor Merica = 200 mg
·
Jumlah Kandungan Zat Besi Merica = 17 mg
·
Jumlah Kandungan Vitamin A Merica = 0 IU
·
Jumlah Kandungan Vitamin B1 Merica = 0,2
mg
·
Jumlah Kandungan Vitamin C Merica = 0 mg
Macam-macam
Jenis Lada:
- · Black Pepper (Lada Hitam)
Lada hitam dihasilkan dari buah
berbiji mentah yang masih hijau dari tanaman lada. Buah berbiji ini
akan dimasak sebentar dalam air panas, agar dapat dibersihkan dan dipersiapkan
untuk pengeringan. Panas air akan memecah dinding sel di lada, mempercepat
kerja enzim pencoklatan selama pengeringan. Buah berbiji yang dikeringkan di
bawah sinar matahari atau dengan mesin selama beberapa hari, di sekitar
biji lada menyusut dan gelap menjadi kurus, keriput lapisan hitam. Setelah
kering, yang seperti inilah disebut lada hitam.
- · White Pepper (Lada Putih)
Lada putih merupakan biji yang
berasal dari tanaman lada sendiri, dengan kulit berwarna lebih gelap. Hal
ini biasanya dicapai dengan proses yang dikenal sebagai retting, di mana buah
yangsudah matang direndam dalam air selama seminggu, daging lada akan lembut
dan terurai. Menggosok kemudian menghilangkan apa yang tersisa pada buah,
dan biji yang sudah telanjang segera dikeringkan. Alternatif proses
digunakan untuk mengeluarkan biji lada dari luar, termasuk ‘decortication,’
pemindahan lapisan luar dari lada hitam dari lada kecil melalui mekanik, metode
kimia atau biologis. Lada Putih atau merica putih kadang-kadang digunakan dalam
masakan seperti saos berwarna terang atau mashed potatoes, walaupun lada hitam
yang lebih sering digunakan. Lada putih dan lada hitam memiliki rasa yang
berbeda karena adanya senyawa tertentu pada lapisan luar buahnya yang tidak
ditemukan dalam biji.
- · Green Pepper (Lada Hijau)
Lada hijau,
seperti lada hitam, terbuat dari buah yang mentah. Lada hijau kering
diperlakukan dengan cara mempertahankan warna hijau pada buahnya, dilakuan
dengan belerang dioksida atau pembekuan-pengeringan. Buahnya yang mentah
diawetkan dalam air garam atau cuka. Lada hijau, sebagian besar
tidak dikenal di Barat, digunakan di beberapa masakan Asia, terutama masakan
Thai. Lada hijau cepat membusuk jika tidak dikeringkan atau diawetkan.
- · Orange Pepper (Lada Oranye) dan Red Pepper (Lada Merah)
Produk yang disebut lada oranye
atau lada merah merupakan buah lada merah matang yang diawetkan dalam air garam
dan cuka. Lada merah yang sudah matang juga dapat dikeringkan dengan
warna-menggunakan teknik yang sama digunakan untuk menghasilkan Lada hijau.
Lada merah muda dari Piper nigrum berbeda dengan lebih-umum kering “merica
merah muda”, yang merupakan buah dari tanaman dari keluarga yang berbeda,
pohon lada Peru, Lissoclinum Schinus, dan relatifnya pohon lada Brasil, Schinus
terebinthifolius. Dalam tahun terakhir ada perdebatan mengenai keamanan
kesehatan lada merah muda, yang sebagian besar tidak lagi menjadi masalah.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Minyak
Atsiri dalam Lada
Minyak
atsiri merupakan minyak yang mudah menguap dengan komposisi yang berbeda–beda
sesuai sumber penghasilnya dan terdiri dari campuran zat yang memiliki sifat
fisika kimia berbeda-beda. Lada (Piper nigrum L.) famili Piperaceae adalah
salah satu tanaman yang mengandung minyak atsiri dan banyak dimanfaatkan oleh
masyarakat. Penelitian yang dilakukan meliputi karakterisasi simplisia, isolasi
minyak atsiri dengan cara destilasi air dan analisis komponen minyak atsiri
lada hitam dan lada putih (Piper nigrum L.) secara Gas CromatographyMass
Spectrophotometry (GC-MS).
Komponen utama
minyak atsiri dalam lada
adalah limonene, pinene, myrcene, Phellandrene, caryophyllene Beta, Beta
Bisabolene, Sabinene, linalol, Pinocarveol, Termineol Alpha, dan Alpha Camphene
Terpenene. Selain itu
lada hitam kaya akan mineral dan vitamin seperti Kalsium, Mangan, Besi ,
Vitamin K, Beta karoten, fosfor, kalium dan selenium.
2.2. Karakteristik
Psiko-Kimia Minyak Atsiri dalam Lada
Hasil
karakterisasi simplisia lada hitam diperoleh kadar air 8,595%; kadar sari yang
larut dalam air 7,388%; kadar sari yang larut dalam etanol 11,415%; kadar abu
total 5,013%; kadar abu yang tidak larut dalam asam 0,41%; hasil penetapan
kadar minyak atsiri dengan alat Stahl diperoleh kadar minyak atsiri lada hitam
sebesar 1,085 % v/b. Serta hasil karakterisasi simplisia lada putih diperoleh
kadar air 7,318%; kadar sari yang larut dalam air 2,883%; kadar sari yang larut
dalam etanol 10,271%; kadar abu total 5,983%; kadar abu yang tidak larut dalam
asam 0,52%; dan hasil penetapan kadar minyak atsiri dengan alat Stahl diperoleh
kadar minyak atsiri lada putih sebesar 1,75 % v/b. Hasil penetapan indeks bias
minyak atsiri lada hitam diperoleh sebesar 1,484 dan lada putih sebesar 1,485.
Bobot jenis minyak atsiri lada hitam adalah sebesar 0,8669 dan lada putih
0,8671. Hasil analisis GC-MS minyak atsiri yang diperoleh dari lada hitam
menunjukkan 6 komponen dengan konsentrasi paling tinggi yaitu: betapinene
(34,92%); alpha-pinene (34,57%); camphene (8,57%); delta-3- carene (7,60%);
beta-phellandrene (7,36%) dan alpha-thujene (6,99%). Hasil analisis GC-MS
minyak atsiri yang diperoleh dari lada putih menunjukkan 5 komponen dengan
konsentrasi paling tinggi yaitu: alphathujene (60,51%); sabinene (15,14%);
alpha-pinene (10,88%); delta-3- carene (7,02%); dan camphene (6,45%).
2.3. Pengolahan
Minyak Atsiri dalam Lada
Pengolahan
minyak atsiri lada antara lain destilasi,ekstraksi dan pengepresan.
Penyulingan/ destilasi merupakan proses pemisahan komponen yang berupa cairan
atau padatan dari dua macam campuran atau lebih dan berdasarkan perbedaan titik
uapnya. Pada awal penyulingan, hasil sulingan sebagian besar terdiri dari
komponen minyak yang bertitik didih rendah, selanjutnya disusul dengan komponen
yang bertitik didih lebih tinggi dan pada saat mendekati akhir penyulingan,
penambahan minyak yang tersuling akan berkurang (Ketaren, 1985; Guenther,
1987).
Metode
destilasi merupakan unit operasi kimia jenis perpindahan massa. Penerapan
proses ini didasarkan pada teori bahwa pada suatu larutan, masing-masing
komponen akan menguap pada titik didihnya. Model ideal dari destilasi
didasarkan pada Hukum Raoult dan Hukum Dalton. Dimana Hukum Raoult mengatakan
bahwa suatu zat menyumbangkan tekanan uap keseluruhan campuran.
Sesuai
sifat minyak lada dan minyak atsiri lainnya yaitu mudah menguap pada suhu
kamar, maka aspek pengkemasan harus diperhatikan. Minyak lada harus dikemas
dalam botol-botol yang bersih dan kedap udara. Pemakaian botol yang berwarna
gelap juga membantu mencegah kerusakan oksidatif, karena botol tersebut dapat
mengurangi pengaruh sinar matahri. Dengan pengkemasan yang baik diharapkan
kualitas (warna, bau) minyak dapat dipertahankan.
2.4. Kegunaan
Minyak Atsiri dalam Lada
Adapun
manfaat dari minyak lada yaitu:
· Untuk
Pencernaan:
Minyak
lada merangsang sistem pencernaan keseluruhan, langsung dari kelenjar ludah
dalam mulut ke usus besar, Mempromosikan sekresi cairan pencernaan seperti asam
dan empedu ke dalam makanan yang ditelan, sehingga memfasilitasi pencernaan. Lada
hitam dapat dengan aman digunakan sebagai bumbu untuk makanan mereka yang
berada pada diet hambar atau Jika tidak dilarang untuk memiliki cabai (mereka
yang menderita borok mulut dari sistem pencernaan atau penyakit kuning atau
ekstrim keasaman dilarang mengkonsumsi cabai). Karminatif: Minyak lada
hitam adalah karminatif dan membantu mengeluarkan gas dan melarang pembentukan
gas dalam perut dan usus. Hal ini juga membantu menghambat bakteri yang
bertanggung jawab untuk pembentukan gas.
· Pencahar:
Minyak
lada hitam memiliki sifat pencahar ringan dan aman juga, tidak seperti obat
pencahar lain seperti minyak jarak. Minyak lada membantu membersihkan usus
dan pada saat yang sama, menyembuhkan infeksi dalam pencernaan dan sistem
ekskretoris.
· Anti
spasmodik:
Minyak
Lada adalah anti spasmodik efektif dan memberikan bantuan baik dalam kasus
kram, menarik otot, kejang, kejang dan lain-lain.
· Anti
rematik:
Minyak
lada hitam adalah pemanasan, sirkulasi merangsang dan meningkatkan, sehingga
memberikan bantuan langsung dalam rematik dan radang sendi, terutama di musim
dingin ketika gejala memburuk. Hal ini juga efektif dalam menghilangkan
racun seperti asam urat dari darah, sehingga menguntungkan orang yang menderita
rematik dan radang sendi kronis, asam urat dan lain sebagainya. Yang
mengeluarkan keringat & Diuretik: Minyak Black Pepper, ketika dicerna,
meningkatkan berkeringat dan buang air kecil. Kedua sifat ini memainkan
peran penting dalam penghapusan racun dari tubuh, membersihkan pori-pori di
kulit dan juga desinfektan tubuh. Berkeringat dan kencing bantuan
kehilangan air ekstra dan lemak dari tubuh, sehingga mengurangi berat badan,
menurunkan tekanan darah dan membuat tubuh rileks. Properti ini juga
membantu dalam mengurangi peradangan.
· Anti
Oksidan:
Anti
oksidan melindungi tubuh dari kerusakan yang dilakukan oleh oksidan (radikal
bebas) dan juga membantu memperbaikinya. Hal ini juga menunda merugikan
mempengaruhi penuaan Seperti kehilangan penglihatan, degenerasi makula, kerutan
kulit, degenerasi dan melonggarnya otot, hilangnya mobilitas sendi, gangguan
saraf, kehilangan memori dll.
· Anti
Bakteri:
Memiliki
sifat anti bakteri yang baik dan itu juga, tanpa efek samping. Hal ini
sangat efektif dalam menyembuhkan infeksi bakteri dalam sistem mulut, pencernaan
usus, saluran kemih dll.
Manfaat
lainnya dari minyak lada hitam, kaya vitamin dan mineral tertentu sangat
berguna juga. Misalnya, ada Vitamin A (Beta karoten) di dalamnya, yang
sangat bermanfaat bagi kesehatan mata serta merupakan anti oksidan yang sangat
baik. Ini memiliki vitamin-K yang penting untuk mempertahankan sirkulasi
yang tepat dan fungsi metabolisme, otot, tulang dll Kemudian memiliki kalsium,
kalium dan selenium. Sedangkan kalsium yang baik untuk tulang dan kalium
untuk mengatur tekanan darah, selenium pada dasarnya diperlukan untuk
pembentukan tulang yang tepat, kuku, rambut, dan folikel gigi dan untuk
berfungsinya otak.
2.5. Standarisasi
SNI Minyak Atsiri dalam Lada
Penetapan
standarisasi mutu hasil telah disesuaikan dengan standar mutu nasional (SNI).
Dengan semakin meningkat dan berkembangnya peranan jaminan mutu atau
standarisasi mutu hasil dalam pemasaran produksi perkebunan di masyarakat
internasional, maka penerapan standarisasi mutu hasil terutama perkebunan
rakyat semakin dituntut untuk melaksanakan standar mutu ISO 9000, ISO 14000,
HACCP dan SPS, sehingga mampu bersaing di pasar negara maju.
Untuk
mengantisipasi hal tersebut maka diupayakan penekanan pencapaian standarisasi
mutu hasil lada sejak penyediaan bahan baku/ bahan olah sampai pada pengepakan
dan pemasaran hasil, termasuk pengoptimalan kadar air, kebersihan, keutuhan dan
kemurnian. Sehingga standarisasi mutu yang ditetapkan eksportir dapat dipenuhi produsen
(petani/ pengolah) dan dapat dipasarkan baik perorangan maupun kelompok/
kemitraan.
Untuk
mencapai tingkat standarisasi mutu hasil yang baik harus didukung dengan
pembinaan sumberdaya yang diarahkan kepada pembinaan petani dan kelompok tani
yang penekanannya mulai penanganan pasca panen, pengolahan, sortasi/ grading,
pengepakan sampai pemasaran hasil yang diarahkan kepada pola kemitraan dengan
perusahaan mitra atau pihak lainnya. Berdasarkan mutu standard lada yang
dikeluarkan BSN terdapat 2 (dua) standard mutu, yaitu:
a.
Standar Mutu Lada Putih (SNI 01-0004-1995)
Syarat
Umum
•
Dari segi kebersihan dan secara visual, biji lada bebas dari serangga hidup
maupun mati serta bebas dari bagian-bagian yang berasal dari binatang
•
Warna putih kekuning-kuningan sampai putih keabu-abuan/ putih kecoklat-coklatan.
b. Standar
Mutu Lada Hitam (SNI 01-0005-1995)
Syarat
Umum
•
Dari segi kebersihan dan secara visual, biji lada bebas dari serangga hidup
maupun mati serta bebas dari bagian-bagian yang berasal dari binatang
BAB
III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Lada
(Piper nigrum L.) famili Piperaceae adalah salah satu tanaman yang mengandung
minyak atsiri dan banyak dimanfaatkan oleh masyarakat. Pengolahan
minyak atsiri lada antara lain destilasi,ekstraksi dan pengepresan.
Minyak
lada hitam, kaya vitamin dan mineral tertentu sangat berguna
juga. Misalnya, ada Vitamin A (Beta karoten) di dalamnya, yang sangat
bermanfaat bagi kesehatan mata serta merupakan anti oksidan yang sangat
baik. Ini memiliki vitamin-K yang penting untuk mempertahankan sirkulasi yang
tepat dan fungsi metabolisme, otot, tulang dll. Kemudian memiliki kalsium,
kalium dan selenium. Sedangkan kalsium yang baik untuk tulang dan kalium
untuk mengatur tekanan darah, selenium pada dasarnya diperlukan untuk
pembentukan tulang yang tepat, kuku, rambut, dan folikel gigi dan untuk
berfungsinya otak.
DAFTAR
PUSTAKA
Frans Hero Kamsia
Purba, MBA :
heropurba.blogspot.com
Skripsi DESSY MURNIATY : KARAKTERISASI SIMPLISIA, ISOLASI SERTA
ANALISIS KOMPONEN MINYAK ATSIRI LADA HITAM DAN LADA PUTIH (Piper nigrum L.)
SECARA GC-MS alamat web: “http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/24507/7/Cover.pdf”
http://www.kadin-indonesia.or.id/en/doc/UKM_Teknologi_Lada.pdf
Tanaman Hasil Perkebunan Non-Pangan "Karet"
PENDAHULUAN
Pohon karet para pertama kali hanya tumbuh di Amerika Selatan. Setelah percobaan berkali-kali yang dilakukan oleh Henry Wickham, pohon ini berhasil dikembangkan di Asia Tenggara, di mana sekarang ini tanaman ini banyak dikembangkan. Sekarang Asia merupakan sumber karet alami.
Karet atau nama latinnya Havea
brasiliensis merupakan salah satu komoditas perkebunan dengan susunan
taksonomi sebegai berikut:
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Dicotyledonae
Kelas :
Euphorbiales
SUku :
Euphorbiaceae
Marga :
Havea
Jenis
: Havea brailiensis
Tanaman karet berasal dari Brasil. Tanaman ini merupakan sumber utama bahan
karet alam dunia. Sebagai penghasil lateks, tanaman karet merupakan
satu-satunya yang dikebunkan secara
besar-besaran. Devisa negara yang dihasilkan dari komditas karet ini cukup
besar.
Luas areal perkebunan karet di Indonesia pada tahun
2009 mencapai 3,435,417 Ha dengan total produksi 2,440,346 tons. Jumlah petani
yang terlibat dalam usaha budidaya karet ini ini adalah 2,075,954 KK
dengan menyerap tenaga kerja sebanyak 195,325 orang. Volume ekspor komoditas
karet pada tahun 2008 mampu menghasilkan devisa bagi negara sebesar US $
6,056,572 dari total ekspor sebesar 2,295,456 tons.
Di Indonesia sendiri, pada bulan November tahun 1876 tanaman karet
jenis Hevea Brasiliensis mulai dikembangkan di Jakarta.
Kemudianpada tahun 1906 dimulai budidaya tanaman karet ini di Sumatera bagian
timur dan selang 4 tahun kemudian yaitu tahun 1906, karet mulai dibudidayakan
di pulau Jawa.
PEMBAHASAN
Kandungan
Gizi Biji Karet
Bungkil Biji Karet
adalah bahan makanan yang biasa dikonsumai oleh masyarakat indonesia. Bungkil
biji karet mengandung energi sebesar : 333 kilokalori, protein 29,3 gram, karbohidrat 50 gram, lemak 3,3 gram , kalsium 102 miligram,
fosfor 660 miligram, dan zat besi 12 miligram. Selain itu di dalam
Bungkil Biji Karet juga terkandung vitamin A sebanyak 0 IU, vitamin B1 0,1
miligram dan vitamin C 0 miligram. Hasil tersebut didapat dari melakukan
penelitian terhadap 100 gram bungkil biji karet dengan jumlah yang dapat
dimakan sebanyak 100%.
Informasi rinci kandungan biji
karet:
Nama Bahan
Makanan : Bungkil Biji Karet
Nama Lain / Alternatif : -
Banyaknya Bungkil Biji Karet yang diteliti (Food Weight) = 100 gr
Bagian Bungkil Biji Karet yang dapat dikonsumsi (Bdd / Food Edible) = 100 %
Jumlah Kandungan Energi Bungkil Biji Karet = 333 kkal
Jumlah Kandungan Protein Bungkil Biji Karet = 29,3 gr
Jumlah Kandungan Lemak Bungkil Biji Karet = 3,3 gr
Jumlah Kandungan Karbohidrat Bungkil Biji Karet = 50 gr
Jumlah Kandungan Kalsium Bungkil Biji Karet = 102 mg
Jumlah Kandungan Fosfor Bungkil Biji Karet = 660 mg
Jumlah Kandungan Zat Besi Bungkil Biji Karet = 12 mg
Jumlah Kandungan Vitamin A Bungkil Biji Karet = 0 IU
Jumlah Kandungan Vitamin B1 Bungkil Biji Karet = 0,1 mg
Jumlah Kandungan Vitamin C Bungkil Biji Karet = 0 mg
Khasiat / Manfaat Bungkil Biji Karet : - (Belum Tersedia)
Huruf Awal Nama Bahan Makanan : B
Nama Lain / Alternatif : -
Banyaknya Bungkil Biji Karet yang diteliti (Food Weight) = 100 gr
Bagian Bungkil Biji Karet yang dapat dikonsumsi (Bdd / Food Edible) = 100 %
Jumlah Kandungan Energi Bungkil Biji Karet = 333 kkal
Jumlah Kandungan Protein Bungkil Biji Karet = 29,3 gr
Jumlah Kandungan Lemak Bungkil Biji Karet = 3,3 gr
Jumlah Kandungan Karbohidrat Bungkil Biji Karet = 50 gr
Jumlah Kandungan Kalsium Bungkil Biji Karet = 102 mg
Jumlah Kandungan Fosfor Bungkil Biji Karet = 660 mg
Jumlah Kandungan Zat Besi Bungkil Biji Karet = 12 mg
Jumlah Kandungan Vitamin A Bungkil Biji Karet = 0 IU
Jumlah Kandungan Vitamin B1 Bungkil Biji Karet = 0,1 mg
Jumlah Kandungan Vitamin C Bungkil Biji Karet = 0 mg
Khasiat / Manfaat Bungkil Biji Karet : - (Belum Tersedia)
Huruf Awal Nama Bahan Makanan : B
Pemanfaatan Tanaman Karet
Karet alam banyak digunakan dalam industri-industri barang. Umumnya
alat-alat yang dibuat dari karet alam sangat berguna bagi kehidupan sehari-hari
maupun dalam usaha industri seperti mesin-mesin penggerak. Barang yang dapat
dibuat dari karet alam antara lain aneka ban kendaraan ( dari
sepeda, motor, mobil, traktor, hingga pesawat terbang ), sepeda karet, sabuk
penggerak mesin besar dan mesin kecil, pipa karet, kabel, isolator, dan
bahan-bahan pembungkus logam.
Bahan baku karet banyak digunakan
untuk membuat perlengkapan seperti sekat atau tahanan alat-alat penghubung dan
penahan getaran. Misalnya shockabsorbers. Karet bisa juga dipakai untuk tahanan
dudukan mesin. Pemakaian lapisan karet pada pintu, kaca pintu, kaca mobil, dan
pada alat-alat lain membuat pintu terpasang kuat dan tahan getaran serta tidak
tembus air. Dalam pembuatan jembatan sebagai penahan getaran juga digunakan
karet.
Selain dapat diambil lateksnya untuk bahan baku pembuatan aneka barang
keperluan manusia, sebenarnya karet masih memiliki manfaat lain. Manfaat ini
walaupun sekadar sampingan, tetapi memberi keuntungan yang tidak sedikit bagi
para pemilik perkebunan karet.
Hasil sampingan lain dari tanaman karet yang memberikan keuntungan adalah
kayu atau batang pohon karet. Biasanya tanaman karet yang tua perlu diremajakan
dan diganti dengan tanaman muda yang masih segar dan berasal dari klon yang
lebih produktif. Tanaman tua yang ditebang dapat dimanfaatkan batangnya atau
diambil kayunya.
Hasil sampingan lain dari perkebunan karet yang selama ini kurang
dimanfaatkan hingga nyaris terbuang-buang begitu saja adalah biji karet,
padahal bila dimanfaatkan akan cukup menguntungkan sebab jumlahnya melimpah
ruah.
Dilihat dari komposisi kimianya, ternyata kandungan protein biji karet
terhitung tinggi. Selain kandungan proteinnya cukup tinggi, pola asam amino
biji karet juga sangat baik. Semua asam amino esensial yang dibutuhkan tubuh
terkandung di dalamnya. Agar biji karet dapat dimanfaatkan, maka harus diolah
terlebih dahulu menjadi konsentrat. Kosentrat adalah hasil pemekatan fraksi
protein biji karet yang kadar sebenarnya sudah tinggi menjadi lebih tinggi
lagi.
Selain untuk benih sebagai bahan tanaman, biji karet ternyata
memiliki beberapa manfaat yang bernilai ekonomis. Cangkang biji dapat dijadikan
arang aktif atau bahan pencampur obat nyamuk bakar. Daging biji dapat dijadikan
minyak pada pabrik cat atau pernis, batik, genteng, atau digunakan dalam
pembuatan sabun, pelunak karet, minyak pengering, alkolid resin, lemak gemuk,
dan asam lemak lainnya. Bungkil atau ampas sisa dari proses ekstrasi minyak
juga berguna untuk pakan ternak atau pupuk.
Secara umum biji mengandung toksid linamarin (C10H17NO6).
Minyak biji karet mengandung 7% palmatik; 9% stearik; 0,3% arachidik; 30%
olenik; 30 – 50% linoleik; dan 2 – 23% asam linolenik. Kandungan ini
jelas membuka peluang yang besar untuk pemanfaatan biji karet pada bidang
kesehatan, industri, dan pengolahan. Bungkil biji karet mengandung bahan
berbahaya HCN dengan kadar >50 ppm. Kandungan HCN ini dapat diturunkan
sampai batas aman bagi ternak dengan cara pemanasan atau penyimpanan.
Seiring dengan
perkembangan penelitian dan pengembangan tanaman karet khususnya bidang pemuliaan
tanaman, maka telah diciptakan banyak klon yang tujuannnya adalah untuk
meningkatkan produktivitas tanaman. Perlu dipahami bahwa tidak ada klon yang
sesuai untuk semua lokasi, setiap klon dirakit dari tetua mereka yang memiliki
sifat unggul di satu lokasi namun kurang optimal di lokasi lainnya, dengan kata
lain: satu klon akan tumbuh dan berproduksi optimal pada agroekosistem yang
sesuai dengan sifat-sifatnya. Pusat Penelitian Karet telah
mengidentifikasi klon-klon menurut potensinya. Pengelompokan ini berdasarkan
potensi lateks yang dapat dihasilkan dan juga potensi kayu bila ditebang nanti.
Jenis-jenis
klon
1. Klon Penghasil lateks
2. Klon Penghasil Lateks-Kayu
3. klon Penghasil Kayu
A. Klon Penghasil Lateks
1. Klon Penghasil lateks
2. Klon Penghasil Lateks-Kayu
3. klon Penghasil Kayu
A. Klon Penghasil Lateks
Klon-klon yang tergolong
dalam kelompok ini memiliki potensi hasil lateks tinggi sampai sangat tinggi,
sedangkan potensi kayunya kecil sampai sedang. Klon-klon ini sangat cocok
ditanam jika tujuannya adalah untuk mendapatkan produksi lateks yang tinggi,
biasa digunakan oleh perusahaan-perusahan besar yang beorientasi pada hasil
lateks untuk keperluan pabriknya. contoh klon-klon dalam golongan ini adalah:
BPM 24, BPM 107, BPM 109, IRR 104, PB 217, PB 260.
B. Klon
Penghasil Lateks-Kayu
Kelompok ini dicirikan dengan
potensi hasil lateks yang sedang sampai tinggi dan hasil kayunya juga tinggi.
Klon-klon jenis ini sangat dianjurkan untuk petani karena selain untuk
mendaptkan produksi lateks yang tinggi juga dapat diambil kayunya untuk biaya
peremajaan. Perusahaan-perusahaan yang mengembangkan perkebunan karet berbasis
HTI atau Hutan Tanaman Rakyat juga sangat tertarik dengan klon-klon ini,
beberapa contoh klon yang tergolong dalam kelompok ini adalah: AVROS 2037, BPM
1, RRIC 100, PB 330, PB 340, IRR 5, IRR 32, IRR 39, IRR 42, IRR 112, IRR 118.
C.Klon Penghasil Kayu
Ciri dari kelompok ini adalah
potensi kayunya yang sangat tinggi sedangkan potensi lateksnya rendah. Biasanya
klon-klon jenis ini tumbuh tinggi-besar sehingga potensi kayunya sangat tinggi.
Klon-klon ini bisa menjadi pilihan jika tujuan penanamannya untuk penghijauan
dan untuk diambil kayunya. Contohnya adalah: IRR 70, IRR 71, IRR 72, IRR 78.
PENUTUP
Kesimpulan
Karet
adalah tanaman perkebunan tahunan berupa pohon batang lurus. Pohon karet
pertama kali hanya tumbuh di Brasil, Amerika Selatan, namun setelah percobaan
berkali-kali oleh Henry Wickham, pohon ini berhasil dikembangkan di Asia
Tenggara, di mana sekarang ini tanaman ini banyak dikembangkan sehingga sampai
sekarang. Asia merupakan sumber karet alami. Di Indonesia, Malaysia dan
Singapura tanaman karet mulai dicoba dibudidayakan pada tahun 1876. Tanaman
karet pertama di Indonesia ditanam di Kebun Raya Bogor.
Bahan baku karet banyak digunakan
untuk membuat perlengkapan seperti sekat atau tahanan alat-alat penghubung dan
penahan getaran. Misalnya shockabsorbers. Karet bisa juga dipakai untuk tahanan
dudukan mesin. Pemakaian lapisan karet pada pintu, kaca pintu, kaca mobil, dan
pada alat-alat lain membuat pintu terpasang kuat dan tahan getaran serta tidak
tembus air. Dalam pembuatan jembatan sebagai penahan getaran juga digunakan
karet.
DAFTAR
PUSTAKA
http://www.organisasi.org/1970/01/isi-kandungan-gizi-bungkil-biji-karet-komposisi-nutrisi-bahan-makanan.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Para_(pohon)
http://www.organisasi.org/1970/01/isi-kandungan-gizi-bungkil-biji-karet-komposisi-nutrisi-bahan-makanan.html
Langganan:
Postingan (Atom)